Keluarga Sakinah membangun bangsa yang bahagia dan sejahtera – Tausyiah KH Abdullah Gymnastiar
Kalau kita saksikan keadaan negara kita seperti ini yang sedang sakit. Sebetulnya ada satu yang harus kita pikirkan yang menjadi sumber negara ini sakit. Kalau negara seperti ini pasti disebabkan anak-anak manusia dan anak manusia itu lahir dari sebuah keluarga. Kalau bangsa sakit ini menunjukkan rumah tangga pada bangsa ini banyak yang sakit. Akibatnya mendidik anaknya dalam keadaan tidak sehat. Anak berkembang semakin besar karena dia tidak sehat maka menjadi masalah bagi lingkungan.
Selayaknya kita semua mulai berpikir kembali tentang keadaan rumah tangga kita. Karena kalau rumah tangga kita rapuh, akan rapuh masa depan bangsa kita. Mau tidak mau yang akan menjadi pemimpin di masa yang akan datang, itu harus keluar dari rahim dan itu harus keluar dari seorang ibu dan punya suami. Oleh karena itu kalau kita renungkan banyak yang sekarang ini di luar sukses, tapi rumah tangga gagal. Mengurus perusahaan dengan 12.000 karyawan, mengurus anak tiga – hilang semuanya. Satu korban narkoba, satu pecandu narkotik, yang satu kabur dengan bandar. Di kantor dihormati dan dimuliakan tapi oleh istri dan anak ditertawakan dan dihinakan. Tidak sedikit yang demikian. Ini adalah sebuah ketimpangan.
Mengapa begini ? Jawaban kita lihat dari sesuatu yang nyata sekarang. Betapa banyak bapak yang membangun karir luar biasa. Ibu sekolah lalu membangun karir luar biasa. Tiba-tiba roboh dan coreng moreng. Gara-gara perilaku anaknya sendiri. Betapa coreng moreng karir orang tua karena perilaku anak. Anak yang diiginkan, waktu hamil penuh pengorbanan. Melahirkan bersimbah darah, membesarkan dengan keringat, air mata, tenaga dan harta. Tidak semata-mata salah anak. Hai orang yang beriman. Sesungguhnya di antara pasanganmu, anak-anakmu ada yang jadi musuh bagimu. Hati-hati, maafkan mereka, perbaiki mereka. Dan mintakan ampun pada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun. Sesungguhnya harta dan anak-anakmu adalah fitnah – cobaan. Jangan bercita-cita bangsa ini bisa bahagia dan sejahtera, kalau kita tidak kembali membangun dasar rumah tangga yang kokoh. Mengapa rumah tangga menjadi rapuh ?
1. Dari persiapan pemilihannya tidak benar. Banyak rumah tangga yang dibangun mengandalkan cinta. Cinta kalau tidak di jalan Allah. Itu bisa hanya nafsu belaka. Ikhwan jangan salah milih akhwan. Karena akhwan yang menjadi istri kita harus terjaga. Dia yang bakal mengurus anak kita. Dia kurang ilmu, emosional, yang kurang akhlaknya. “Diam, diam, mama tidak suka kepada yang marah-marah”. Pada saat yang sama anak mendapat pelajaran marah. Sudah milihnya benar + istikharah kemudian kita jalani dengan benar. Insya Allah awalnya baik.
2. Banyak mengandalkan sisa waktu dan sisa perhatian. Tidak ada kesuksesan dari hanya sisa. Apa artinya harta yang melimpah pontang-panting siang malam kalau kita tidak pernah menikmati di keluaga kita. Harta tidak akan menyentuh hati. Coba berikan uang 5.000.000 rupiah, lemparkan ke wajahnya. Uang 5.000.000 tapi caranya melukai hati, tidak diterima.
3. Tidak pernah gigih meningkatkan ilmunya. Dia hanya mengalkan ilmu zaman dulu padahal beda zaman. Tiap hari urusan nambah, masalah nambah, kebutuhan nambah, potensi konflik nambah. Tapi ilmu tidak nambah ujungnya stress yang nambah. Ciri khas orang kurang ilmu dalam rumah tangga pasti mengandalkan emosi. Kalau kita sudah menyebutkan jasa, menyebutkan otoritas, mengandalkan emosi itu adalah ciri-ciri kurang ilmu.
Yang termahal dari kehidupan ini adalah ketentraman batin. Seharusnya rumah itu menjadi pangkalan ketentraman batin. Tentram kita seharusnya dengan pasangan kita. Rumah seharusnya tempat yang paling menyejukkan dan menenteramkan.Jangan membuat suami tidak merasa tentram di rumah. Harus berjuang sekuat-kuatnya, tahan-tahan, agar suami datang merasa tentram tidak merasa terancam. Anak datang ke rumah juga merasa aman. Begitu pula Bapak, jangan sampai Bapak baru datang ke rumah. Celaka Bapak datang. Ada yang sembunyi di kolong meja, ada yang lari ke rumah tangga. Banyak keluhan dari istri dan anak yang memiliki Bapak yang kasar dan keras. Tidak tentram kehadiran Bapak di rumah. Rumah adalah organisasi yang nyata. Kalau Anda pemimpin bangsa dan gagal membangun rumah tangga yang baik. Liha jatuhnya nanti dari anak-anaknya sendiri.
Ketentraman hanya satu jalannya jika ingat kepada Allah. Sebanyak apapun harta, setinggi apapun kedudukan, seluas apapun ilmu tapi kalau rumah tangga itu tidak kenal Allah dan tidak pernah taat kepada Allah. Saya berani bersumpah demi Allah rumah tangga itu tidak akan pernah tentram. Karena dunia berikut isinya tidak disiapkan menentramkan batin hanya disediakan untuk lahiriah saja.
Rumah tangga yang selalu saling menasehati. Itu rumah tangga yang beruntung. Tidak ada tempat paling aman kecuali rumah kita. Di koreksi teman di kantor berisiko tersebar aib.
Download tausyiah dalam bentuk file mp3 :
aa gym – pilar keluarga sakinah 1
aa gym – pilar keluarga sakinah 2
aa gym – pilar keluarga sakinah 3
aa gym – pilar keluarga sakinah 4
Posted on December 19, 2012, in Islam, Psikologi and tagged download tausyiah keluarga sakinah, keluarga sakinah membangun bangsa sejahtera, membangun keluarga sakinah, pilar keluarga sakinah, rumah tangga sukses dunia akhirat, tausyiah aa gym keluarga sakinah. Bookmark the permalink. 6 Comments.
hhmmm.. nice post..
suka deh..
Terima kasih. Semoga aku bisa semangat lagi nambah posting.
yang ngomong gini aa gym?
*balik badan..
Diambil isi tausyiahnya saja. Jgn yang menyampaikannya. Terima kasih
pernah dengar ini di radio, rasanya tahun 2003 an.. subhanallah,, ilmu yang berkah,, sekarang pun tausiyah ini masih ada..
iya, di ambil isi tausiyahnya saja,, jangan lihat siapa orangnya..walapun kadang yang di sampaikan berupa pantulan dari si penyampai, tapi bukan berarti mengurangi nilai-nilai yang tersimpan pada yang di sampaikan..
terimakasih, catatannya sangat mencerahkan..
Alhamdulillah bisa bermanfaat. Terima kasih kunjungan & komentarnya.